Malam yang tiada sinar rembulan, namun anggun wajahmu cukup menerangi gelap yang tiada berkehujungnya. Suaramu merupakan deruan angin yang berhembus lembut menghidupkan taman-taman bunga yang menghiasi jiwa ini. Oh! Romantika engkau sehalus ombak yang memukul. Nyaman syahdu memabukkan kesedaran. Tenggelam aku dalam sentuhan kasihmu - kata aku pada diriku.
Berkarya bersastera berceloteh atas pena pada lembaran kertas yang bersih ini, di situlah terukirnya keindahan dirimu yang memukau pandanganku. Tatapanmu pada jendela di beranda ini, kau mengufuki seribu kisah dalam senyuman manismu - kata nuraniku pada sanubariku.
Semoga kau memahami diriku yang hanya buangan jalanan sahaja. Hanyalah penagih kasih yang telah hilang cita-cita dihanyutkan dalam kepahitan era percintaan. Hanya engkaulah harapan bagiku dan pendamba jiwa yang telah celik matanya melihat dunia yang dilahirkannya - bisikku pada suaraku.
No comments:
Post a Comment