Meraba-raba semula apa yang hilang daripada diri ini setelah jauh menyusur ketinggalan mengejar yang telah berpergian. Tangisan dan penyesalan sudah tidak berguna. Impian yang musnah ditelan dalam putus asa. Namun, harapan yang mudah-mudahannya mengisi kekosongan hati yang kekeringan tanahnya untuk bumi terus hidup - kata aku pada diriku.
Nafas semakin tersekat-sekat sangkanya ajal semakin mendekat. Bersin sekelip mata hidup semula sesaat yang telah merasakan petikan kematian. Tidak sedar ilham yang dipamerkan pada diri, akhirnya terus bermain-main dalam kesesatan yang penuh dengan prasangka. Oh! Semoga dijauhi ilusi yang terus membawaku jauh dari cahaya gemirlap ini - kata nuraniku pada sanubariku.
Semoga Tuhan berkati kita semua dengan rahmat Subuh dan pagi yang dihiasi mentari serta tumbuhan debungaan ceria dengan riang giang burung berkicau memulakan tawakkal yang tinggi terhadap-Nya. Temukan pintu rahmat-Nya semoga dipimpin jalan yang hakiki - bisikku pada suaraku.
No comments:
Post a Comment