Sunday 28 August 2016

Apabila kata-kata cuma kata-kata sahaja, maka berkejarlah ia ke arah air khayalan di padang pasir. Penat berlari-lari mengejar dalam penuh kegembiraan, akhirnya kering kontang jua yang didapatinya. Mencari tempat berteduh menahan terik mentari yang membakar dengan jiwa yang penuh kehampaan, namun sesekali keselesaan tiada mewarnai dirinya untuk menikmati nyaman udara yang berhembus indah. Mengharapkan hujan yang turun tetapi dibalas pula ribut pasir yang menghanyutkan diri dalam sengsara. Apalah erti cinta ini? Jiwa sentimental yang mabuk dalam perasaan tetapi hanyalah bertepuk sebelah tangan! - kata hatiku pada jiwaku.

Kebodohan ini telah menghijab diriku. Mungkin bukan hari ini pintu ini dibuka, namun terus tunggu menunggu dalam keraguan sememangnya menggugut semangat yang membara. Tetapi ku percaya di sinilah bermulanya seorang mumayyiz yang mulai mengenal siapa dirinya - kata aku pada diriku.

Entah apalah yang ku rasakan sekarang ini, bermadah puisi melayan dendam hati yang bergelojak tidak keruan. Apa pun, semoga apa yang kita peroleh itu mudah-mudahan sesuatu yang membuka simpulan diri yang terlitup dalam misteri yang tersembunyi - kata nuraniku kepada sanubariku.

No comments:

Post a Comment