Tetapi sayangnya, aku tidak ditemui. Tiada siapa yang peduli tentangku, aku hanya dipandang sekali lalu.... aku tidak dikasihani. Mengapa hidup aku ditakdirkan begini? Adakah di sini sepatutnya jasad aku dikuburkan? Menginggalkan bersama wasiat yang tidak bermakna.... jalan yang tiada kebahagiaan, segala yang dirancang semuanya musnah... dibakar lembaran kertas itu sehangus-hangusnya. Mungknkah aku layak menjadi begini. Entah mengapa... luahan hati ini, tidak kedengaran orang.
Sekarang aku mengetahui, di sebalik ketidakperikemanusiaan ini, semestinya ada yang mengaturkan kisah hidupku ini, supaya aku mengerti, tuan yang mengaturkan skrip ini. Dan sekarang aku rebah... terbaring bersama alam, yang bergerak menurut aturan, dari ketetapan sang pengatur. Aku tidak lagi resah.... tidak lagi bimbang, biarlah diriku ini dibakar api panas ini... kenikmatan ini..... biarlah aku merasainya.... untuk bertemu dengan kekasih yang mengasihani aku.
No comments:
Post a Comment