Wednesday 7 June 2017

Ilmu tasawwuf tidak hanya menekankan hablumminAllah, tetapi ia juga hablumminannas. Mereka yang mempraktikkan ini tidak hanya duduk di atas sejadah menangis teresak-esak atau pegang tasbih zikir ribuan kali. Tetapi, mereka jugalah seorang mujahidin yang gagah di medan perang atau seorang penggerak kemajuan Islam dalam pembangunan dan tekonologi atau seorang yang aktif dengan kebajikan masyarakat atau seorang yang berkaliber dalam aspek-aspek yang tidak terjangkau pandangan kita. Apabila melihat orang lain terbaring kelaparan, dialah yang menghulurkan makanan dan apabila menyaksikan orang lain dizalimi, dialah yang pantas membelanya.

Bagaimana seseorang ingin mengurus dan mentadbir bumi Allah ini sedang hatinya tidak mengenal Tuhannya dan tidak beradab dengan Ar-Rahman yang istawa di atas Arasy? Dia berada di mana jua kamu berada dan jika ada empat orang di dalam satu kelompok maka Dia-lah yang kelimanya. Mana mungkin seseorang ingin membimbing manusia lain sedangkan dirinya terabai dengan kekotoran rohaninya yang menutup cahaya Allah yang terang-benderang untuk disampaikan pada mereka yang tertutup?

No comments:

Post a Comment